Terima kasih atas kunjungan Anda, kami menyajikan berbagai informasi terkini tentang CSR...

25 Mei 2009

Sinar Mas Berhutang Perubahan Iklim Rp48,5 triliun per tahun AkibatPembabatan Hutan di Sumatra

. 25 Mei 2009
0 komentar

Beijing/Jakarta –Greenpeace hari ini meluncurkan laporan penelitian
yang mengestimasi bahwakegiatan perusakan lahan gambut oleh Sinar Mas
Grup di Sumatera saja,melepaskan hingga 113 juta ton karbon dioksida,
atau sama dengan total emisiCO2 Belgia pada 2005. (1)Tiap tahun,
Perusahaan ituberhutang 3,4 miliar Euro atau 48,5 triliun Rupiah, jika
mengacu pada rata-rataharga 30 Euro per ton karbon (berdasarkan
perhitungan Kyoto Phase II olehlembaga riset pasar karbon terkemuka).
(2)Berdasarkan perhitunganGreenpeace, jika tidak ada tindakan segera,
Konsesi Minyak Kelapa Sawit danKertas Sinar Mas Grup pada lahan gambut
di Riau akan melepaskan emisi karbondioksida sampai 2,26 miliar ton,
setara dengan hutang perubahan iklim globalhingga 97,4 triliun Rupiah.
(3)Di Provinsi Riau, Sinar Masmenguasai lebih dari 780.000 hektar
perkebunan minyak kelapa sawit dan kertas.The World Wide Fund for
Nature (WWF) memperkirakan sejak 2001, 450.000 hektarhutan atau setara
dengan luas pulau Lombok, telah dirusak oleh perusahaan AsiaPulp and
Paper (APP) milik Sinar Mas Grup. (4)"Berdasarkan analisa petasatelit,
52% perkebunan milik Sinar Mas Grup berada di lahan gambut. Berada
dibawah hutan tropis, lahan gambut ini mengandung sekitar 35 miliar
ton karbon.Penebangan hutan dan pembakaran hutan gambut ini melepaskan
emisi gas rumahkaca dalam jumlah yang sangat banyak, merupakan bom
waktu bagi persoalanperubahan iklim," ujar Bustar Maitar, Jurukampanye
Hutan Greenpeace AsiaTenggara.Selain di Riau, kegiatanpenebangan dan
pembakaran hutan serta ekspansi perkebunan minyak kelapa sawitSinar
Mas Grup juga menjadi ancaman serius bagi hutan dan masyarakat adat di
Kawasan Lereh, Papua. Kegiatan Grup ini juga mengancam ekosistem di
TamanNasional Danau Sentarum Kalimantan Barat, yang masuk daftar
Convention onWetlands of International Importance (RAMSAR)."Yang lebih
mengkhawatirkanadalah rencana ekspansi Sinar Mas," imbuh Bustar
"Kepada publik perusahaan initelah menyatakan akan melakukan ekspansi
hingga 1,3 juta hektar di Papua danKalimantan untuk perkebunan minyak
kelapa sawit baru. Tetapi yang publik tidakketahui adalah Sinar Mas
telah berencana membangun 2,8 miliar hektar perkebunansawit di Papua,
yang menurut temuan Greenpeace lebih dari dua kali lipatkepemilikan
tanah Sinar Mas saat ini." (5)"Perubahan iklim telah menjadiancaman
terbesar masa depan bumi. Jika kita tidak menghentikan penebangan
hutanyang tidak bertanggung jawab ini, maka kemajuan yang dicapai
dalam perangmengatasi perubahan iklim menjadi kurang berarti. China,
sebagai salah satunegara yang paling terkena dampak perubahan iklim,
juga akan ikut menderita.Greenpeace menuntut Sinar Mas Grup untuk
segera menghentikan kejahatan iklimmereka yakni merusak lahan gambut
dan hutan untuk perkebunan minyak kelapasawit mereka," Liu Shangwen,
Jurukampanye Hutan Greenpeace China, menyimpulkan.Catatan:(1) Analisa
berdasarkanbeberapa set data. Batas Konsesi Minyak Kelapa Sawit
berdasarkan FWI (2006;peatland distribution maps based on Wahyunto et
al (2006); Data Konsesi HutanPulp APP and APRIL yang didapat
Greenpeace. Annual emissions for palm oildevelopment on peatland (170t
CO2e/ha) and for pulpwood development on peatland(280t CO2e/ha) are
based on figures provided by Rieley et al(2008).Belgiums total
national CO2emissions in 2005 is 184 million tons. Source: WRI
2008.Climate Analysis IndicatorsTool (CAIT) Version 6.0 (Washington,
DC:World Resources Institute) http://cait. wri.org(2) www.pointcarbon.
com(3 ) Cumulative emissionscommitment over about 150
years(4)WWF-Indonesia Press Release: APP fails to protect High
Conservation ValueForests, 11July 2006: http://www.wwf. or.id/en/
news_facts/
press_release/ ?2926(5) Presentasi internalperusahaan,
disalin oleh GreenpeaceGreenpeace adalah organisasi kampanye
globalindependen, yang beraksi untuk mengubah sikap dan perilaku,
untuk melindungidan melestarikan lingkungan, serta mempromosikan
perdamaian

--
Sent from my mobile device

http://wayansudane.net

Klik disini untuk melanjutkan »»

23 Mei 2009

Gubernur Berharap CSR Bisa Entaskan Kemiskinan

. 23 Mei 2009
0 komentar

Denpasar (ANTARA) - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika merangkul para pengusaha untuk menghimpun satu kekuatan dengan harapan mampu mengentaskan kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya di Pulau Dewata lewat pemanfaatan dana kepedulian sosial perusahaan atau CSR.

"Upaya tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan dana `Corporate Social Renponsibility` (CSR) dari masing-masing perusahaan secara terpadu dan terkoordinasi," kata Gubernur Pastika mengadakan pertemuan dengan ratusan pengusaha di Jaya Sabha Gubernuran, Denpasar, Jumat (22/5) malam.

Ia menilai, pemanfaatan dana CSR oleh masing-masing perusahaan dilakukan secara sendiri-sendiri sehingga kurang memberikan manfaat secara maksimal.

Untuk itu ke depan dana CSR dapat dilakukan secara terpadu dalam menyelesaikan permasalahan sosial dan kemiskinan secara tuntas.

"Mari kita himpun kekuatan dan ambil tanggung jawab ini bersama-sama," kataya.

Sejumlah pengusaha menyambut positif masalah tersebut dengan harapan permasalahan sosial di Bali dapat ditangani bertahap dan tuntas.

Suardika yang mewakili manajemen hotel Melia Bali menjelaskan, pihaknya selama ini sudah ikut ambil bagian dalam menangani kemiskinan dan permasalahan sosial lainnya.

Perusahaannya telah menyisihkan dana untuk memperbaiki rumah masyarakat miskin serta membantu biaya perawatan kesehatan bagi keluarga kurang mampu.

Ia sangat mendukung penyaluran dana CRS dilakukan secara terpadu dengan koordinasi gubernur, sehingga kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan satu sama lain saling mendukung.

Hal senada juga diungkapkan Direktur BTDC, Made Mandra dan pengusaha Al Purwa.

Masyarakat Bali yang hingga kini masih menyandang kategori miskin sebanyak 134.804 kepala keluarga (KK), paling banyak terdapat di Kabupaten Buleleng 45.187 KK, menyusul Karangasem 35.921 KK, Bangli 13.451 KK dan Kabupaten Tabanan 11.624 KK.

Sedangkan di kabupaten Klungkung masih terdata masyarakat miskin 7.988 KK, Jembrana 5.727 KK, Kota Denpasar 3.571 KK dan Badung 3.826 KK miskin.

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com