Terima kasih atas kunjungan Anda, kami menyajikan berbagai informasi terkini tentang CSR...

31 Maret 2009

Corporate Social Responsibility Harus Berkelanjutan

. 31 Maret 2009
0 komentar

Selain perlu terus didorong di Indonesia, Corporate Social Responsibility (CSR) juga perlu melibatkan staf internal perusahaan tersebut. Dengan demikian program kepedulian sosial tersebut akan berkelanjutan. Hal ini muncul dalam diskusi bertema Corporate Social Responsibility: A Public Relation Gimmick or Strategy Giving di Denpasar, Senin (30/3) kemarin.

Diskusi yang diadakan Bali Creative Community (BCC) dan Bali Fokus ini dihadiri sekitar 20 praktisi industri kreatif di Bali. Pembicara di diskusi setengah hari ini adalah Gunawan Alif, Country Representative of New York Festival, serta Yuyun Ismawati, Direktur Bali Fokus.

Menurut Gunawan yang juga Dosen Senior di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, staf perusahaan merupakan salah satu dari lima pelaku penting dalam CSR selain komunitas, mitra bisnis, media dan pressure group, serta pemerintah. Dari lima pelaku tersebut, staf perusahaan berada di bagian pertama. "CSR akan berhasil dan berdampak baik kalau dimulai dari perusahaan itu sendiri," katanya.

Mantan editor-in-chief Majalah kehumasan dan periklanan "Cakram" ini mengatakan dua contoh yang bisa dilakukan adalah dengan melibatkan karyawan adalah kerja sosial serta membantu korban bencana alam.

CSR merupakan program sosial yang biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. Tujuannya selain sebagai bentuk tanggung jawab sosial adalah promosi. Namun menurut Gunawan program ini sering kali justru hanya menjadi alat promosi perusahaan tersebut, bukannya untuk program kepedulian sosial.

Hal ini bisa dilihat dari banyaknya program CSR oleh perusahaan-perusahaan besar di Indonesia yang semata memberikan bantuan pada komunitas tertentu seperti warga miskin atau pelajar dan mahasiswa. Padahal, lanjutnya, CSR bukanlah hanya soal memberi tapi juga melibatkan komunitas.

Di Indonesia, lanjutnya, CSR juga sangat sesuai dengan prinsip dasar untuk bertetangga dengan baik. "CSR bisa menjadi pagar yang sangat baik untuk menjaga perusahaan kita," tambahnya.

"Bantuan sosial pada tetangga merupakan sesuatu yang umum dan tradisi  lama yang masih sangat relevan saat ini," kata Gunawan.

Pembicara lain, Yuyun Ismawati, mengatakan CSR merupakan upaya untuk menyelesaikan pekerjaan bersama-sama antara pemerintah, swasta, dan publik. Sebab, lanjut Direktur LSM Bali Fokus ini, selama ini cenderung ada pengkotak-kotakan antara ketiga stakeholder ini.

Secara global, CSR juga sudah mendapat legitimasi dari PBB melalui apa yang disebut sebagai UN Global Compact dengan turunannya seperti Agenda 21, Millenium Developtment Goals (MDGs), dan lain-lain. Dalam program-program tersebut PBB menekankan pada perlunya kepedulian pada masalah-masalah seperti penghapusan kemiskinan, pelestarian lingkungan, dan kepedulian sosial.

Meski demikian, menurut Yuyun, masih banyak perusahaan yang berdalih melakukan CSR namun pada praktiknya justru membebani konsumen dengan cara menambah harga produk. "Jadi bukan perusahaan yang melakukan CSR tapi konsumen," katanya.

Pendekatan untuk melakukan CSR itu bisa melalui community based developtment project dan charity. Dua pendekatan ini lebih banyak dilakukan oleh perusahaan di komunitas tertentu. Namun di sisi lain perusahaan tersebut juga masih melakukan pelanggaran lain misalnya memproduksi barang yang merusak lingkungan. "Karena itu perlu ada extended producer responsibility (EPR), tidak semata corporate social responsiblity (CSR)," ujar Yuyun.

EPR tersebut bisa dilakukan misalnya dengan melakukan daur ulang botol oleh perusahaan air mineral atau soft drink. Dengan cara itu maka kepedulian perusahaan akan lebih berkelanjutan. [b] http://www.balebengong.net

Klik disini untuk melanjutkan »»

24 Maret 2009

Direktur UKM Center FE-UI Dr Ir Nining I Soesilo MA, Penggerak Ekonomi Rakyat

. 24 Maret 2009
2 komentar

Di saat Indonesia mengalami krisis moneter dan berlanjut menjadi krisis multidimensi pada 1998, telah terbukti bahwa usaha kecil mikro (UKM) menjadi sektor yang tahan terhadap guncangan perekonomian. Disadari pula bahwa UKM adalah tulang punggung penggerak ekonomi rakyat pada sektor riil dan merupakan cara yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan.

Namun sayang, UKM kini masih dipandang sebelah mata oleh perbankan. "Padahal di tangan UKM inilah perekonomian Indonesia bisa tahan banting menghadapi krisis," kata Direktur UKM Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI) Dr Ir Nining I Soesilo MA, di Jakarta, pekan lalu.
Nining yang merupakan istri Sekretaris Menko Kesra, Indroyono Soesilo, dan kakak Plt Menko Perkonomian dan Menteri Keuangan Sri Mulyani ini mengemukakan, menyadari bahwa UKM tahan banting menghadapi krisis, maka FEUI pada tahun 2005 mendirikan UKM Center.
"Waktu ditunjuk menjadi Ketua UKM Center, saya berpikir tidak semua orang mau dan bisa terjun di sana karena harus ada empati. Setelah merenung beberapa lama, maka jabatan itu saya terima dengan catatan, saya tidak dihalangi untuk menjadikan UKM Center ini menjadi besar. Saya minta keleluasaan. Inilah PR yang akan tidak selesai," kata salah satu kandidat Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini.
Menurut Nining, pendirian UKM Center di FEUI pada 2005 merupakan salah satu upaya penjabaran pengabdian masyarakat dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang juga dilatar belakangi oleh tuntutan integritas moral dan etika.
Hal ini dilakukan karena FEUI sudah sejak lama menyadari bahwa usaha kecil mikro (UKM) adalah tulang punggung penggerak roda ekonomi rakyat, yang bergerak pada sektor riil dan merupakan cara yang efektif untuk menanggulangi kemiskinan. Telah terbukti bahwa UKM menjadi sektor yang tahan terhadap guncangan perekonomian.
"Dengan hadirnya UKM Center maka optimalisasi potensi sumber daya yang dimiliki FEUI untuk mengembangkan UKM di Indonesia menjadi semakin besar dan luas jangkauannya," katanya.
Adapun misi UKM Center FE-UI adalah melakukan pemberdayaan bisnis usaha kecil dan mikro, mendorong kewirausahaan masyarakat dan kesinambungan bisnis, membuat advokasi, monitoring dan evaluasi kebijakan.
Pada awal berdirinya UKM Center FE-UI, menurut Nining, banyak kendala yang ditemui. Mulai dari tidak boleh membuat rekening sendiri sampai uang pribadi hilang. "Bahkan, saya tidak mengambil gaji selama setahun," kata Nining.
Perlahan tapi pasti, UKM Center FE-UI akhirnya berjalan dengan mengerjakan project teknik. Dari situlah akhirnya UKM Center FE-UI bisa memiliki sekretaris, manajer keuangan, dan lainnya. Project yang pertama adalah membuat Global Micro Entrepreneurship bekerja sama dengan UNDP dan Citibank.
Kini UKM Center FE-UI giat membina UKM di berbagai daerah, seperti UKM di Yogyakarta serta UKM-UKM yang ada di perguruan tinggi, seperti UKM Center Universitas Syah Kuala Aceh. "Sekarang banyak kampus antre, di antaranya Banten, Semarang, Bali, dan Lampung," katanya.
Nining yang dikaruniai tiga orang anak, yaitu Ostiawan Yudiantoro SE Ak, Dwiyani Indraningsri SS, dan Trihandoyo, ini berharap, dalam lima tahun ke depan UKM Indonesia akan lebih maju. Sekarang ini keberpihakan pemerintah kepada UKM melalui kebijakan-kebijakannya di kredit usaha rakyat (KUR) sudah mulai terlihat hasilnya. CSR perusahaan nasional dan swasta sekarang juga banyak yang ke UKM.
Program KUR diluncurkan oleh pemerintah sebagai upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaan dan pengembangan UMKM dan koperasi. Program KUR dipandang sebagai jalan yang efektif untuk membuka akses permodalan bagi pengusaha UMKMK untuk mengembangkan usahanya.
Melalui KUR ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan bagi pengusaha UMKM dan koperasi kepada rentenir dan mendorong peluang munculnya usaha baru yang dapat meningkatkan masyarakat dan menurunkan tingkat pengangguran.
Menurut Nining, KUR ini konsepnya kredit dengan penjaminan. Ini berbeda dengan kredit usaha tani yang dulu. Kredit dengan penjaminan ini dinilai lebih baik secara konsep karena dibarengi oleh kehati-hatian bank. "Kalau KUR kan keputusan di bank, kalau kredit usaha tani di kementerian, jadi ada moral hazzard. Kalau bank kan lebih hati-hati, secara konsep sudah bagus," katanya.
Secara nasional pelaksanaan program KUR hingga saat ini telah berjalan baik. Hingga akhir Februari 2009 telah terealisasi sebesar Rp 13,129 triliun untuk 1.771.891 debitor dengan rata-rata kredit Rp 7,41 juta per nasabah.
Pada tahun 2009 ini pemerintah menyediakan dana penjaminan untuk program KUR sebesar Rp 24 triliun. Karena itu, Menko Kesra Aburizal Bakrie mengharapkan kepada para pemimpin bank pelaksana program KUR agar menyalurkan KUR lebih banyak lagi kepada masyarakat yang hanya memerlukan modal sampai dengan Rp 5 juta ke bawah.
Dengan cara ini, UMKM dan koperasi dapat menggerakkan usahanya. Kalau usaha mereka bergerak, hampir pasti kesejahteraan rakyat meningkat, pengangguran berkurang, dan kemiskinan juga berkurang. Semoga! (Singgih BS)

Sumber: Suara Karya

Klik disini untuk melanjutkan »»

14 Maret 2009

Samsung Hibahkan 1 M untuk Yayasan Anak Lokal

. 14 Maret 2009
0 komentar

Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Samsung Electronics Indonesia (SEIN) telah menyalurkan dana bantuan sebesar US$ 90.000 atau kurang lebih Rp 1 miliar melalui program CSR SEIN bertajuk Samsung Hope untuk tiga yayasan anak lokal. Adapun ketiga yayasan tersebut meliputi Kandank Jurang Doank, DILTS Foundation, dan Neno Educare.

Secara rinci, Kandank Jurank Doank menerima dana hibah dari SEIN sebesar US$ 48.000, sementara DILTS Foundation dan Neno Educare masing-masing menerima US$ 30.000 dan US$ 12.000.

Jumlah ini merupakan bagian dari program CSR Samsung Electronics yang akan mengalokasikan dana sebesar US$ 700.000 untuk 21 yayasan anak di seluruh Asia Tenggara dan Oceania.

Program yang sejak Desember silam, dengan mengajak masyarakat lokal dalam memutuskan pengalokasian dana ini, per 28 Februari 2009, telah mengumpulkan 46.612 suara kepedulian dari setiap komunitas di kawasan Asia Tenggara dan Oceania melalui microsite Samsung Hope (www.samsunghope.org).

"Insiatif ini memberikan hasil diluar dugaan, di mana hasil akhir menunjukan 16 persen suara kepedulian diberikan untuk penerima bantuan Indonesia berasal dari masyarakat luar Indonesia," ujar Christian Sudibjo, direktur penjualan dan pemasaran PT SEIN kepada VIVAnews melalui keterangan resminya, Jumat 13 Maret 2009.

Lebih lanjut, Christian mengatakan, program ini difokuskan pada peningkatan hidup anak kurang mampu yang bertujuan untuk mendukung mereka dalam meraih cita-citanya.

"Ketika nanti program ini selesai, Samsung akan tetap fokus pada peningkatan hidup anak kurang mampu, antara lain melalui pendidikan," ucap Christian.

VIVAnews.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

02 Maret 2009

Minyak Goreng Batal Dapat Subsidi

. 02 Maret 2009
0 komentar

Harapan masyarakat untuk mendapat minyak goreng kemasan dengan harga murah tidak tercapai. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak usulan pemerintah untuk memberikan subsidi untuk minyak goreng kemasan sederhana atau Minyak Kita. Pemerintah pun harus memutar otak agar program tetap berjalan walau tanpa subsidi.

Deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan pemerintah akan mengubah strategi agar program Minyak Kita tetap berjalan. "Kita harus merubah strategi, karena subsidi minyak goreng ditolak oleh DPR walau PPn DTP minyak goreng tetap jalan. Harus dicari cara untuk tetap membantu masyarakat," kata Bayu di Jakarta, kemarin.

Karena subsidi ditolak, maka pemerintah akan menjual Minyak Kita secara komersial. Minyak Kita akan menjadi layer ke-tiga, diantara minyak curah dan minyak kemasan premium. Minyak Kita akan dipasok oleh produsen minyak goreng tanpa ada subsidi sama sekali dari pemerintah. Bayu memperkirakan harga Minyak Kita dikisaran Rp 8.000-Rp 9.000 per liter.

Bayu berharap, produsen minyak goreng yang selama ini bermain di minyak curah dapat meningkatkan mutu dan kualitas akan mempertimbangkan untuk memproduksi Minyak Kita. Sedangkan produsen yang bermain di minyak kemasan premium bisa memanfaatkan jarak harga yang terlalu lebar antara minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan.

"Sudah ada 36 perusahaan yang mendaftar untuk memproduksi Minyak Kita. Yang penting mereka punya brand, berapapun yang bisa mereka produksi akan diterima. Tidak akan ada batasan kuota," katanya. Produsen minyak goreng kemasan premium bisa menggunakan brand Minyak Kita untuk terlepas dari tekanan dan kesulitan persaingan.

Ia menambahkan, banyak perusahaan yang berminat untuk memproduksi Minyak Kita, karena otomatis mereka akan tidak perlu lagi mengeluarkan dana untuk promosi dan marketing. Hampir 30% dari harga minyak goreng merupakan biaya marketing yang dibebankan ke konsumen.

Minyak Kita diharapkan akan menjadi bumper atau penyangga harga minyak goreng curah yang cenderung berfluktuatif dan rentan terhadap isu dan perkembangan harga CPO internasional. Bayu mencontohkan, jika harga minyak goreng kemasan premium dikisaran Rp 11.000-12.000 dan curah dengan harga Rp 7.500-an maka ruang yang terlalu jauh itu membuat minyak curah akan mengalami kenaikan jika ada gangguan.

Minyak Kita juga akan cenderung lebih stabil karena dia mempunyai kontrak jangka panjang dan penetapan harga dilakukan per bulan. Seperti halnya kontrak antara produsen dan retailer yang dilakukan per-bulan.

"Tapi kalau kita punya Minyak Kita dengan harganya Rp 8.000-Rp 9.000 per liter maka dia akan tertahan dan minyak curah tidak akan bisa naik lebih tinggi lagi," katanya. Selain dengan mekanisme komersial, Minyak Kita juga akan menjadi ajang Corporate Social responsibility (CSR) perusahaan minyak goreng.

www.kontan.co.id

Klik disini untuk melanjutkan »»
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com